![]() |
sambil berkarya menyelesaika S.ag-nya |
CARITAS KEUSKUPAN KETAPANG
Caritas Keuskupan Ketapang adalah lembaga pelayanan kemanusiaan yang hadir untuk menggerakkan komunitas dalam meningkatkan ketangguhan diri dan pengorganisasian diri sebagai upaya mengurangi kerentanan
DIMENSI DASAR CARITAS #1
Memiliki Identitas Caritas yaitu Melayani dengan Kasih (Deus Caritas Est), dan bekerja berdasarkan visi dan misi, nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang dianut oleh Caritas Keuskupan Ketapang
DIMENSI DASAR CARITAS #2
Memiliki struktur pelayanan dengan manajemen yang baik, efisien, efektif, berkomitmen tinggi
DIMENSI DASAR CARITAS #3
Melayani berdasarkan Konteks (profilling) yang mengacu pada prioritas isu-isu kerentanan yang dihadapi masyarakat di wilayah Keuskupan Ketapang menuju masyarakat yang resilien terhadap bencana yang sewaktu-waktu mengancam.
ALAMAT CARITAS
Jln. R.M. Sudiono No.11,KETAPANG 78813, Ketapang - Kalimantan Barat - INDONESIA Telp. +62534-32344, Email: caritasketapang@gmail.com / berkuak@gmail.com Website: www.caritasketapang.org
Selasa, 15 Maret 2016
Apolonius Parman : Membangun Masyarakat Dengan Contoh, Keteladanan, Keikhlasan dan Ketabahan
Senin, 07 Maret 2016
BERBAGI KISAH SUKSES #3 : MEKAR 1st Anniversary, Maret 2016
Jumat, 04 Maret 2016
Aku ingin menyumbangkan 20 bibit karet unggul hasil okulasiku kepada Gereja Botong
okulasi...okulasi...okulasi |
"Kami sangat bersyukur memperoleh pendampingan dari Caritas Keuskupan Ketapang, meski tidak lama lagi penemanan akan berakhir" tuturnya lirih. Pendampingan program CMLP II di KSM oleh Caritas berakhir bulan Juni 2016.
"Kini saya sudah menanam 429 karet hasil okulasi saya, tinggal 165 lagi yang harus di tanam" Kelak anak cucuku tidak akan mudah menyerahkan tanah dan karet yang sudah tertanam rapi, ceriteranya penuh anthusias.
Cintu,t yang akrab disapa kek Pasek.berujar "nah saat ini waktu yang paling baik untuk okulasi, okulasi dan okulasi, karena kami sudah selesai mengetam padi" kisahnya ceria. Dia berkisah bahwa untuk membalas gotong royong ke tetangga dusun ia serahkan pada istrinya, sehingga ia bisa lebih banyak menyisakan waktunya untuk memperbanyak bibit karet unggulnya.
"Juni nanti target saya 729 bibit karet unggul hasil okulasi saya sudah tertanan di lahan milik saya" ungkapnya penuh semangat
Hasil tanaman Pekaranganku Buat Menyetor CU
Sebetulnya kami orang Giet sudah terbiasa berkebun sayur, hanya saja kami selalu memanfaatkan tanah lahan yang sudah kami bakar untuk bertanam padi. Nah sambil bertanam padi, kami juga menaburkan biji sawi kampung, menebar biji mentimun, terung asam, biji jagung, sehingga ketika padi masih muda di ladang kami sudah ada sayur. Biasanya sayur tumbuh subur, dan hasilnya tidak termakan, sisanya kadang kami jual ke Balai Berkuak. Harganya biasa murah, tidak seimbang dengan perjalanan kami turun naik gunung. Disamping itu banyak orang juga secara bersamaan menjual hasil sayur yang sama. Berladang cara seperti ini memang sangat gampang. Kayu yang kami tebang kemudian kami bakar menjadikan tanah subur. Tanaman yang tumbuh pasti bagus, tidak perlu nyiram, tidak perlu merawat. Pokoknya nyaman, tinggal tunggu petik, paling-paling capek membawa ke kampung. Itulah, alam ini memang sangat memanjakan kami. Hanya saja masa menikmati sayur yang segar waktunya semusim. Setelah itu ya paling kami hanya memakan sayur sawi yang sudah dikeringkan, atau jagung yang sudah kering.
Sudah hampir 4 tahun kami mencoba memindahkan cara menanam sayur di ladang/pedahasan, dipindah ke pekarangan rumah. Wah kami malah ditertawakan. Capek-capek buat pagar. Ketika tanaman ini sudah tumbuh, datang babi tetangga, kita usir dan lempar, ee malah kita kena marah. Siapa suruh bersayur di pekarangan, salah sendiri, sindir tetangga. Yah apa boleh buat. Saya pak Mungkin tidak ingin ragu-ragu, dengan langkah pasti saya buat pagar kuat-kuat untuk menghindari tanaman saya. Bambu mudah didapat, rotan untuk mengikat pagar juga banyak. Murah meriah buat pagar. Ternyata tanaman cabe, terung asam, juga bisa tumbuh subur. Wah subur sekali. Pasalnya kami bawa tanah bakaran, kami kumpulkan tai sapi dan kami bakar, soalnya tai sapi berserakan di kampung kami. Beruntung sekali kami mendapat pendampingan dari Caritas soal menangkal hama. Soalnya di kampung hama lebih banyak dari pada di ladang. Kami diajari memindahkah semut merah ke tanaman agar semut itulah yang memakan segala hama. Masuk akal juga ya.
Tapi, meski demikian tidaklah mudah meyakinkan tetanggaku untuk ikut belajar. Mereka memuji, bilang hebat, tapi ya sambil memetik buah cabe dan terung. Untuk teman makan pak Mungkin,sekali ini saja, besok saya akan ikut cara pak Mungkin. Besoknya datang memuji lagi. Semakin sering memuji, artinya semakin cepat cabe dan tanaman lain sirna. Nasib...nasib. Tapi ndak apalah. Mungkin itu salah satu cara untuk meyakinkan orang agar berani mencoba dan mengubah cara bertanam gampangan, artinya tanpa perawatan, tinggal lempar dan hidup.
Trimakasih pak Aloy dan pak Apin, pak Budin. Saya senang dapat berbagi kisah dalam pertemuan Tim monitoring KSM (27/2). Bahkan ketika tetangga tahu bahwa saya menyetor ke CU dari hasil tanaman pekarangan ini, mereka juga belum mau secara serius menekuni cara mudah memanfaatkan pekarangan. Seharusnya disaat harga karet sangat terpuruk, peluang ini harus menjadi berkat agar kita tidak hanya memeras dari alam tapi sekali kali memberi ke alam dengan merawat tanah.
Saya Pak Mungkin senang melakukan budidaya tanaman muda dan tetap belajar tentang pengelolaan keuangan keluarga. Biar sedikit yang masuk dan waduh... keluar uangnya banyak, lalu saya menyadari bahwa ada banyak cara untuk mencari rejeki dan mengamankan hasil rejeki. Belajar berkebun di pekarangannya ternyata lebih siip,mudah enak,nyaman dibandingkan berkebun jauh, capek. Memang si makan hati, karena itu tadi, banyak pujian dari tetangga. papin
Kakao dapat memberikan hasil tambahan bagi keluarga
Kini anggota Kelompok Uncak Kwalan memiliki pilihan untuk penghidupan mereka. Mereka tidak hanya tergantung dari karet saja, tapi juga bisa hidup dari kakao. Tidak saja kakao, masih ada dua jenis tanaman sela lain, yaitu sayur-sayuran dan tanaman pisang. Disamping untuk merawat sumber mata entres karet, mereka juga mendapat hasil tambahan yang bisa dinikmati bersama. l