PSE-Caritas Ketapang

Website Resmi PSE-Caritas Keuskupan Ketapang

VIDEOS

Jumat.20.11.20 Inspirasi

Lukas 19: 45-48 “dari altar menuju pasar”

“Pura” itu,  adalah tempat orang Hindu berdoa dan bebantan. Orang Katolik Bali kalau hari minggu pagi dengan pakian rapi ditanya kemana, jawabanya adalah  “pergi ke pura”. Jarang mendengar jawaban “ke gereja”. “Pura” adalah tempat yang sakral untuk orang Bali, entah dia kritiani ataupun hindu. Kalau hari raya besar kami orang kristiani juga dengan bangga memakai pakian adat Bali, bahkan liturgi gereja semua dalam Bahasa Bali lengkap dengan iringan gambelan Bali yang khas. Hampir semua bentuk gereja mengacu pada arsitekstur pura, dengan ornament dan  seni yang tinggi yang indah dan agung. 

Dalam  era tourisme, “pura” tetap menjadi tempat yang sakral, anda boleh sekadar masuk dan melihat lihat tapi harus pake ikat pinggang tanda hormat memasuki tempat kudus. Bahkan selalu ada tulisan “bagi mereka yang datang bulan, tidak diijinkan memasuki pura Agung. 

Namun kurang lebih 500 meter anda akan disuguhi berbagai jenis souvenir dan barang dagangan serta pendagang yang sering bikin gerah dan mengganggu konsentrasi melihat dan menikmati keindahan tempat para dewa dewi bersemayam. Tapi tidak jarang kita dikejar oleh pedagang asongan ataupun para penukar dolar sampai ke pura/ kuil. Sungguh menjengkelkan.

Memang sih tidak sampai mereka menjadikan kuil seperti sarang pencuri, yang jelas sangat mengganggu menikmati kesucian dan keagungan tempat orang memuja dan dan berdoa. 

Dalam Injil hari ini, Yesus mengacu pada Kuil Yerusalem sebagai 'rumah doa'. Dia jelas merasa bahwa beberapa dari kegiatan lain yang sedang berlangsung di sana bertentangan dengan rumah atau tempat berdoa yang Tuhan maksudkan di Bait Suci, seperti berjualan, atau transaksi tukar-menukarkan uang.

Yesus kecewa dan marah sehingga Ia mengusir para pedagang sambil berteriak “Anda menjadikannya seperti saring pencuri saja, padahal ada tertulis, rumahKu adalah  rumah doa”. Sejak itu Yesus mengajar di bait Suci, sementara para pejabat bait Allah, ahli taurat, para pemimpin berusaha membunuh Yesus, karena perannya diambil, namun mereka tidak berhasil karena orang takjub pada perkataan-Nya yang sedemikian berwibawa saat mengajar.


Ada dua hal yang bisa diambil sebagai point pembelajaran.

Pertama soal rumah  Tuhan. Kita menyebutnya gereja adalah rumah doa. Tidak ada bangunan lain yang bisa digambarkan sebagai rumah doa. Keindahanya, patung yang dipajang, mozaik, gambar motiv, kaca patri, pencahayaannya, semuanya ada untuk mendukung agar kita bisa berdoa. 


Kedua, dalam suasana kidmad agung, dekornya dibuat indah dan tertata, gereja adalah tempat mendengarkan firman Tuhan yang berwibawa sehingga keluar dari rumah Tuhan kita mendapatkan energy yang baru. Masuk untuk berdoa keluar untuk mendapatkan energy dan keberanian yang lebih besar untuk bersaksi dalam keseharian hidup.


Selamat pagi sahabat, altar adalah tempat mempersembahkan diri dalam doa. Berdoa dulu kemudian bekerja mencari rejeki kehidupan. Dari altar menuju pasar, pusat transaksi kehidupan yang tidak bisa disangkal. Tuhan memberkati.


Sharing Sr. Anthonelli Osf.

Terima kasih Romo  untuk kiriman inspirasi pagi yang bagus. Semula saya agak sulit membayangkan bait Allah yang dipakai untuk berjualan mencari untung.

 Namun setelah Romo diidentikkan dengan pura/Gereja jadi mengerti. Jadi sekali lagi tks banyak Romo...Iya sekarang sepertinya berjualan barang suci dekat rumah ibadat sekarang sudah membudaya, termasuk Gereja Katolik. Yang penting masih pada batas wajar, ya sudahlah. Namun dalam Injil ini sepertinya sudah kebablasan, mencari untung sebesar-besarnya, dan menghalalkan segala cara, sehingga bait suci kurang menjadi tempat yang sakral lagi untuk berdoa. Marilah kita mohon agar dianugerahi rahmat, untuk semakin menghormati tempat yang kita sucikan, sehingga kita sungguh dapat menghadap Tuhan dengan khidmat,  mampu berjumpa dan berkomunikasi dengan Tuhan dengan baik, sehingga Gereja menjadi tempat kita mendapatkan kekuatan batin dalam hidup kita. Tuhan memberkati...



| Blogger Templates - Designed by Colorlib