Pada bulan
Agustus 2015 yang lalu di Media Caritas (MEKAR) KSM KJK lebih unggul
dibandingkan 3 KSM lainnya dalam melakukan budidaya tanaman muda di pekarangan.
Ini berkat kegigihan Kupong sukses dengan pekarangannya memberi nilai plus buat
KSM KJK, suksesi pekarangan Kupong dan istrinya Atun memberi manfaat ekonomi
buat keluarganya sendiri dan oranglain membutuhkan konsumsi sayur untuk odi
menanam padi saat itu, dan memberi motivasi bagi anggota KSM lainnya menarik
minat belajar dalam membudidayakan tanaman di pekarangan. Kupong larut dalam
proses belajar menanam sayur dengan siapa saja, selain memproleh pengetahuan
dari Caritas diprolehnya juga dari LSM LinKar Borneo dan hasil ujicoba
pengalamannya sendiri mempraktekan perawatan tanaman cara organik pupuk Nasa
buatan pabrik dan kimiawi sebagai perbandingan.
Progres Kupong mempraktekan
budidaya tanaman muda mengalami kemajuan, sejak Desember 2015 ada perubahan
signifikan dan komitmen tinggi,mulai dia menambah lahan, memagari 2
pekarangannyasetinggi ± 2 meter
dengan tiang kokoh dari bahan kayu keras dan
bambu melintang dipaku sebagian juga diikat dengan akar, ditambah lagi
dengan pelepah sawit didirikan diikat dengan tali mengelilingi pagar sehingga
sulit bagi semua ternak liar untuk sapi, kambing, babi, ayam untuk masuk pagar,
termasuk manusia kecuali secara etika minta izin dulu ke pemiliknya untuk
membuka pintu pagar. Pengalaman menarik buat Kupong ketika observasi dan
berbagi pengetahuan tanaman muda dengan seorang perawat kesehatan desa
Purnadinus Suwardi di pekarangan kediamannya. Temannya ini menggunakan mulsa
plastik menutupi bedeng untuk mencegah gulma liar tumbuh. Penanaman Desember kali ini memasuki siklus
kedua untuk tanaman terung, sawi, kacang panjang, pare, dan mentimun. Kupong
sengaja menanam banyak di dua lahan pekarangan pribadinya guna menyambut
kebutuhan odi memanen padi mulai Januari sampai dengan Maret 2016.
Mulai Maret target Kupong dan
istrinya Atun akan menambah 1 lahan lagi di sekitar rumahnya khusus untuk
praktek menanam bibit lokal sawi dan terung. Berdasarkan pengalamannya menanam
bibit sayur hibrida tidaklah sulit karena cepat tumbuh, berbeda dengan bibit
lokal agak lama tumbuhnya, sharing Kupong kepada fasilitator. Oleh karena itu,
dia memanfaatkan sisa 6 bulan pendampingan Caritas untuk memproleh pengetahuan
organik guna merawat tanaman muda lokal sebagai perbandingan dengan bibit
hibrida. (Adi)