Julius Hulu beserta Facilitator CKK-CAKAP |
Caritas Keuskupan Ketapang, CKK —
Karina yang menjadi mitra Caritas Keuskupan Ketapang dan Caritas Keuskupan Agung Pontianak, mengadakan pelatihan
tehnik budidaya karet unggul dan tehnik tanaman muda bagi para fasilitator
lapangan di Paroki Simpang Dua Keuskupan Ketapang, Senin-Sabtu (24-29/11/2014).
Menurut Lora, pelatihan ini merupakan jawaban atas hasil evalusi periode lalu(2012-2014),
dimana fasilitator Community managed
merasa perlu mendapat penyegaran untuk budidaya karet dan tanaman muda.
“mohon serius untuk
mengikuti pelatihan ini, karena sesungguhnya ide ini datang dari teman-teman"
kata Lora dalam pembukaan pelatihan Senin(24/11) pagi selaku program officer Community
managed livelihod promotion (CMLP). Ia mengungkapkan
lebih jauh, “sangat beruntung Bapak Yulius Hulu bisa datang dari Nias (CKS)
dan dapat mengatur waktu dengan baik
sehingga bisa hadir menjadi trainer kita kali ini”
Hadir pada pelatihan
itu, P. Made, direktur Caritas Keuskupan Ketapang, yang dengan tekun mengawal pelatihan
ini baik teori maupun praktek sekolah lapang. Ia mengatakan: ketrampilan
fasilitator terletak pada jam terbang sekolah lapang, dan kesungguhan untuk
melatih diri terus menerus.
Sementara Aloysius,
koordinator lapangan CKK mengingatkan kan para fasilitator untuk memanfaatkan
kesempatan pelatihan ini dengan maksimal, agar tidak ada lagi komunitas yang
meragukan kemampuan anda. “Anda harus menjadi fasilitator yang percaya diri di
lapangan” ujarnya dalam sharing pengalaman..
Menurut Yulius, yang terjadi di lapangan memang sering beda dengan apa yang telah menjadi konsep kita. Ia mengatakan, hasil pelatihan ini tidak serta merta akan mampu meyakinkan komunitas dampingan. Oleh karenanya fasilitator perlu membuat contoh sendiri. “Biarkanlah hasil contohmu menjawab segala keraguan mereka”. Ujarnya sambil asyik menakar pupuk untuk persiapan praktek lapang.
Menurut Yulius, yang terjadi di lapangan memang sering beda dengan apa yang telah menjadi konsep kita. Ia mengatakan, hasil pelatihan ini tidak serta merta akan mampu meyakinkan komunitas dampingan. Oleh karenanya fasilitator perlu membuat contoh sendiri. “Biarkanlah hasil contohmu menjawab segala keraguan mereka”. Ujarnya sambil asyik menakar pupuk untuk persiapan praktek lapang.
“penting bagi
fasilitator lapangan membuat kebunnya sendiri sebagai perbandingan, hanya itu
satu-satunya cara untuk membalikan keraguan masyarakat tani" kata Yulius.
Teori dan praktek
budi daya karet unggul dan tanaman muda, lanjut Julius, dapat berasal dari
siapa saja, dan terimalah itu sebagai masukan kemudian diolah, mana yang masuk
akal dan mudah diterapkan. Saat sekolah lapang, akan menjadi saat melatih dan
mempertajam ketrampilan kita. Beberapa bulan yang lalu para fasilitator dari
CKK juga sudah mendapat pelatihan okulasi karet dari Disbun Ketapang, pelatihan
itu dirasa terlalu singkat, sehingga pelatihan ini melengkapi dan menambahkan
pengetahuan terutama tehnik budidaya tanaman muda.
“Versi pelatihan
model Pak Julius ini sederhana dan menarik, mudah dicerna” ungkap Ewal,
fasilitator Caritas Keuskupan Agung Pontianak (CAKAP).
“Terus terang saja, ini
kali kedua kami ikut pelatihan, saya
sangat anthusias” tambah Martin fasilitator CAKAP, yang juga aktif
mendokumentasikan pembelajaran pelatihan ini. Martin menyebutkan bahwa pelatihan yang berpegang
pada modul memberikan kepastian dan keyakinan sendiri. Oleh karena itu ia
berusaha untuk menfilmkan setiap model pembelajaran ini. “saya yakin komunitas
dampingan akan terbantu dengan visual yang saya buat” ucapnya penuh semangat.
“Saya sangat termotivasi
dan lebih percaya diri” ungkap Marsel peserta dari progam Diocese Accompaniment
(DA). Lebih lanjut Dia mengatakan bahwa pelatihan seperti ini yang diperlukan
di masyakarat. Keraguan petani yang baru mulai hanya bisa diyakinkan dengan
contoh dulu. Senada juga yang disampaikan oleh Yohanes Budin: “ilmu ini tidak
akan didapat dimeja kuliah”. Saya sangat beruntung mendapat pengetahuan dan
praktek lapangan ini. Ujarnya ditengah evaluasi kegiatan ini.
“Kepada Karina,
CKS,CAKAP, saya sampaikan terimakasih atas kerjasamanya, kepada semua peserta
palatihan, saya ingatkan kembali, hadir dan memulai dari apa yang mereka
punyai, membuktikan dengan ikut bertanam akan menjawab segala keraguan
komunitas dampingan kita" Kenyataan di lapangan sering berkata lain, oleh
karena itu bukti kongkrit dari kehadiran anda akan mampu mengubah cara pandang
mereka” papar Rm. Made menutup pelatihan.(Adi)