PSE-Caritas Ketapang

Website Resmi PSE-Caritas Keuskupan Ketapang

VIDEOS



Pembukaan : Romo Made
Pengantar : Lora
Pohon harapan peserta : Lora
1.     Peserta serius ; dapat pengetahuan dan ketrampilan ; percaya diri untuk berbagi dengan komunitas dampingan
2.     setelah mengikuti, bisa mendampingi dan memfasilitasi kegiatan di komunitas dengan lebih baik, hingga komunitas dampingan benar-benar jadi masyarakat yang resilen/tangguh dalam hal budidaya karet unggul dan tanaman muda organic.
3.     Pendokumentasian setiap tahapan praktek visual ; bisa lebih banyak praktek.
4.     Agar lebih terampil untuk fasilitasi ; bisa mengimplementasikannya dengan dampingan ; setiap dampingan paling tidak dapat menolong dirinya sendiri dengan karet unggul.
5.     Mampu menjelaskan secara rinci dan sistematis kepada kelompok tentang budidaya karet unggul.
6.     Lebih dalam memahami dan mampu menularkan kemampuan budidaya karet unggul dan tanaman organic ke komunitas dampingan ; mengetahui tentang info terkini budidaya karet unggul dan tanaman organic
7.     Dapat menyampaikan cara budidaya karet yang baik kepada kelompok bimbingan ; dapat membuat / menyediakan batang bawah yang siap okulasi dalam waktu singkat dan berkualitas tinggi.
Perkenalan
Penjelasan umum poin 2 oleh  Pak Yulius
tidak akan merubah apa yang sudah teman2 miliki. Semua sumber dan informasi yang sudah ada itulah yang akan digunakan, karena tiap orang pasti berbeda pengalamannya. Modul CKS pun hasil refleksi kawan2 dan masih juga ada yang berbeda2. Jika ada hal baru dari kalbar akan saya ambil, jika ada hal baru dari CKS boleh silakan diambil sesuai dengan kebutuhan di sini.
REFLEKSI PELAKSANAAN FASE I – FASE II BERJALAN
Pak Adi : Fase I dapat pelatihan dari Pak Johan (Singkawang), belajar tentang teknis karet. Namun setelah di lapangan, mendapatkan tantangan dan hambatan. Selang berjalan 1-2 tahun, datang Pak Tini dari CKS, dari penjelasan yang diberikan, ada perbedaan teknis budidaya dari yang pernah diajarkan oleh Pak Johan. Menemukan teknis baru dari pak Tini yang bisa kemudian diterapkan sebagai solusi dari kegagalan di fase I. namun kendalanya di komunitas, sumber entries di komunitas sudah terlalu besar, karena anggapan sayang jika dipotong. Mata entres yang dibeli oleh KSM, tidak sesuai. Letak kesalahan biasanya pada saat pengambilan mata entres, sehingga menyebabkan kegagalan. Selain itu juga , factor jarak batang bawah. Dari Pak Johan disebutkan bahwa jarak okulasi 35 x 35 cm. sedangkan dari Disbun 20 x 15 cm.
Pak Ewal : ada perbedaan cara pembukaan jendela okulasi dari yang disampaikan pak johan dengan pak tini.
Pak Martin : pada tahap pembenihan biji, ada yang dengan merendam biji terlebih dahulu 1 malam lal ditiriskan, lalu disebar, tidak disemai satu per satu, karena membutuhkan waktu yang lebih lama.
Pak Adi : penggalian lubang, pemberian dolomite. Jarak tanam 3 x 3 m dilakukan oleh warga. Dari disbun 1 x 1 m, setiap ada yang bercabang harus segera dipotong.
Romo Made : fasilitator harus benar-benar memegang modul dan hafal dengan modul yang diberikan. Jangan malu dan ragu untuk terus membaca modul. Semuanya perlu dimulai dari modul yang ada.
Pak Aloy penggunaan media kotak, tidak langsung ke tanah, karena factor hewan ternak yang masih berkeliaran.
Pak Ewal : apakah biji bisa langsung ditanam di bedengan ? tidak harus penyemaian atau bagaimana ?
Pak Yulius : biji yang kita dederkan tidak tahan akan panas terik, kawatir jika di lahan terbuka , biji tidak akan tumbuh.
Pak Martin : yang diharapkan adalah adanya keseragaman tumbuh di bedengan bisa lebih terkontrol.
Pak Yulius : biji klatak bisa diambil dari karet local yang penting lolos tahap seleksi biji, tapi kalau sumber entres wajib dari sumber klon.
Pak Aloy : ada kecenderungan masyarakat pungut biji sembarang, tidak tahu bedanya kualitas baik atau tidak, yang penting adalah biji. Apakah hal ini akan berpengaruh pada keberhasilan budidaya nantinya ?
Pak Yulius : yang penting adalah pada lolos seleksi biji, dan yang mata entres nya nanti yang akan menjadi kuncinya.
Pak Ewal : apa factor yang mempengaruhi dalam penentuan jenis stadia ? karena kalau di hutan akan sulit menentukan hal itu.
Pak Yulius : pentingnya adanya keseragaman pertumbuhan. Jika mengambil dari hutan, ada kemungkinan tidak seragam, karena perbedaan asal dan waktu tumbuh. Di hutan, matahari kurang karena rimbun. Sehingga berdampak kecilnya diameter batang.
Pak Martin : adanya perbedaan kualitas tumbuh jika diambil dari hutan, karena tanaman mengalami stress.
Pak Yulius : penting untuk fasilitator membuktikan lebih dahulu pertumbuhan mana yang lebih baik, cabutan atau dari biji. Buat demplot pembanding sebagai salah satu contohnya. Biar masyarakat yang lihat dan amati sendiri, dengan melihat bukti masyarakat akan lebih percaya.
Pak Ewal : sulitnya mengambil kepercayaan dari masyarakat, meyakinkan masyarakat tentang apa yang ingin kita bawa.
Pak Aloy : bagaimana dengan penggunaan pupuk npk 15 dan urea ? pupuk sp 36 itu untuk apa ?
Pak Yulius : urea 5 g = npk 15 g. yang bagus adalah npk yang mengandung magnesium. Pupuk sp 36 itu untuk pupuk dasar. Kieserite bisa diganti dengan dolomit : 1 g kieserite bisa diganti dengan 1,5 g dolomite. Tidak boleh terlalu banyak menggunakan urea.
Pak Yulius : idealnya, lokasi kebun entres berdekatan dengan lokasi kebun batang bawah, namun jika memang kondisinya tidak memungkinkan maka tidak harus dipaksakan, tidak masalah berjauhan, asalkan harus bisa ekstra dalam memastikan perlakuan pada saat distribusi atau saat panen, sehingga bisa tetap tumbuh sampai proses okulasi.
Pak Yulius : jendela okulasi atau mata tunas baiknya jangan sampai tertutup. Perlu sesuaikan ketebalan kulit entres dengan kulit batang bawah. Dan pada saat panen entres, 2 minggu sebelumnya perlu pemberantasan daun, sisakan pangkal pelepahnya, nanti akan jatuh sendiri. Jika tidak diberantas pelepahnya, bisa jadi okulasi gagal, karena kadar air di sana masih tinggi sehingga bisa membuat busuk.
Pak Adi : pada saat di lapangan, apakah ada pengaruh lain selain akan berakibat pada terserang hama rayap  jika jendela okulasi/mata tunas tertutup ? karena pada saat di lapangan, ada juga serangan semut.
Pak Yulius : tidak ada, biasanya akan berakibat pada terserangnya hama rayap. Semut tidak sampai membuat tanaman mati. Semut sebagai tanda bahwa di situ ada hama. Biasanya hama seperti kutu putih bulat. Jadi pada dasarnya semut tidak membahayakan. Kutu ini tidak akan sampai membunuh tanaman, hanya akan mengganggu pertumbuhan tanaman.  Jika batang tertutup oleh kutu, maka proses asimilasi akan terganggu/tertutup. Sedangkan kematian itu disebabkan oleh penyakit. Penyakit yang paling berbahaya adalah JAP (jamur akar putih). Kalau jaringan batang yang mati berarti penyakit busung batang, sedangkan JAP menyerang bagian akar/tidak sampai atas/batang. Cara yang paling baik untuk mendeteksi adanya penyakit JAP atau tidak, biasanya daun2 akan kekuningan dan bisa mengeluarkan tunas2.
Pak Yulius : biasanya masalahnya di entres adalah gugur daun. Ada 3 jenis gugur daun : gugur daun yang disebabkan oleh oidium (di permukaan daun berwarna embun putih) ; yang disebabkan oleh jamur corynespora ; oleh coletotricum (seperti daun terbakar)
Pak Aloy :apakah karet unggul juga mengalami siklus gugur daun juga ? kalau karet local sampai hanya tinggal rantingnya saja. apakah ada perbedaan atau sama ?
Pak Yulius : ada yang rontok sekaligus atau yang bertahap, untuk karet unggul.
Pak Yulius à kunci keberhasilan okulasi adalah harus ada mata tunasnya. Ada 3 jenis mata : mata prima/daun , mata sisik, dan mata burung. Yang paling baik digunakan untuk okulasi coklat adalah mata prima/daun karena besar2.  Mata sisik biasanya digunakan untuk okulasi dini.
Pak Yulius : belerang berfungsi untuk mencegah serangan jamur akar putih (jap).
BEDAH MODUL BUDIDAYA KARET UNGGUL
Oleh : Pak Yulius
EVALUASI HARI I
1.     Penyampaian materi sudah oke, mudah diserap dan dipahami, hanya materi pengajiran perlu disinggung lagi.
2.     Penyampaian materi sudah mudah dipahami.
3.     Tahap penyampaian materi sudah baik, semoga prakteknya juga secara bertahap.
4.     Materi cukup memuaskan dan menarik.
5.     Penyampaian materi cukup memuaskan, mudah dipahami dan menambah pengetahuan baru.
6.     Materi mudah dipahami, bisa menjelaskan dengan sederhana, tidak rumit.
7.     Fasilitator bisa menguasai materi, peserta cukup anthusias, tetap serius dan berpegang pada modul.
Notulensi oleh Lora.
| Blogger Templates - Designed by Colorlib