PSE-Caritas Ketapang

Website Resmi PSE-Caritas Keuskupan Ketapang

VIDEOS


Paroki Tanjung, Desa Tanggerang, menjadi salah satu wilayah yang disiapkan untuk menjadi tempat pendampingan PSE-Caritas Keuskupan Ketapang, selain dari Pra Paroki Terusan. Kajian ABCD yang dilakukan sudah mendapatkan aset yang dapat dikembangkan oleh masyarakat setempat. Tidak terkecuali kajian untuk kelompok rentan (kecil, lemah, miskin, terpinggirkan, dan difabel).


Catharina Eliana Vivi, atau lebih akrab dipanggil Vivi, merupakan salah satu peserta kajian ABCD bagi kelompok rentan. Gadis yang lahir pada 07 Oktober 1999 ini termasuk penyandang disabilitas. Tinggal bersama dengan kedua orangtuanya, Bapak Vinsensius Ari Setiawan (51) Ibu Rutina Nanti (40), Vivi tidak merasa kesulitan untuk ikut membantu kedua orangtuanya mencari nafkah dengan membuat jajanan (kue) dan nasi kuning, yang nantinya akan dijual di pasar Tanjung. 


Keterbatasan yang dimiliki tidak membuat Vivi membatasi diri. Keterlibatannya di AMA-JK (Aliansi Masyarakat Adat – Jelai Kendawangan) membuat ia lebih bersyukur dan percaya diri, bahwa ia ternyata dibutuhkan oleh lingkungannya. Selain bisa membantu perekonomian keluarganya, ia juga merasa berguna untuk sesamanya.


Aktifitas sehari-hari dijalankan oleh Vivi tanpa kesulitan. Keterbatasan fisiknya juga tidak menghalangi dirinya untuk memasak dan bernyanyi, yang memang adalah salah satu dari hobi yang ia miliki.


“Saya ingin mempunyai warung makan di pasar. Bisa berjualan juga di pasar,” jawabnya ketika ditanya soal keinginan/cita-citanya. 


Beberapa pesan Vivi untuk teman-teman mudanya, “Tuhan sudah memberi bentuk tubuh yang sempurna. Jadi jangan sekali-kali kalian rusak. Jangan ngebut-ngebutan kalau bawa motor. Sayangi badan, sayangi diri sendiri.”


Vivi adalah contoh salah satu anak muda penyandang disabilitas yang tetap semangat untuk membantu dirinya sendiri dan membantu sesamanya. Dan PSE-Caritas Keuskupan Ketapang hadir di tengah kelompok ini, dengan memberi perhatian, melakukan karya karitatif, membangun kepercayaan diri dan juga melakukan pemberdayaan. Sehingga apa yang dicita-citakan dari setiap kelompok/komunitas dampingan itu dapat tercapai. “Mereka disempurnakan sebagai Anak yang terkasih yang kemudian diutus menjadi rasul-rasul sosial kemanusiaan supaya setiap orang yang dijumpai dalam perjalanan kehidupannya dipandang sebagai saudara dan saudari yang berjalan bersama mewujudkan damai, sukacita dan kesejahteraan bersama. (heni)

| Blogger Templates - Designed by Colorlib