Dalam pertemuan itu dihadiri oleh 9 peserta, hadir juga Pastor Pendamping Pra Paroki Romo Marcel dan Romo Yolus. Sebagaimana telah diketahui bahwa pada bulan Oktober dan awal Desember tahun lalu, telah terjadi Banjir yang luar biasa melanda ibukota kecamatan Jelai Hulu ini. Menurut catatan dari Tim PRB Pra Paroki Riam kota ada sekitar 526 rumah warga yang terendam, termasuk beberapa sekolah dan kantor pemerintahan.
Salah satu pengalaman yang membuat terharu adalah ketika banjir melanda. Ada seorang ibu bernama Dian Ariotami atau biasa dipanggil Bu Uun, pengalaman karena melihat banyak rumah terendam, dan ketika dia dipanggil oleh seorang kakek tua yang meminta makan, maka tergeraklah hatinya untuk memasak secara mandiri. Dia bersama suaminya selama 3 hari menggunakan biaya sendiri dan membagikan 100 nasi bungkus ke korban banjir. Tindakan kecil ini juga akhirnya mengundang tetangga tetangga yang lain untuk berpartisipasi dan puji Tuhan menurut Bu Uun ada sekitar 20 Kepala keluarga karena memang pada saat itu kampung mereka dilanda banjir selama 1 bulan.
Banyak pengalaman baik itu yang menggembirakan maupun yang membuat ingin mundur,
menggembirakan karena bisa membantu, dan kecewa karena makanan mereka pernah ditolak karena hanya bersayur kan pucuk ubi dan ikan teri. Hal senada juga dibenarkan oleh Ibu Bidi Sofia, menurut ibu yang juga seorang guru ini, walaupun ditolak mereka tetap melayani dan tetap membagikan makanan berupa nasi Bungkus itu.
Mengutip apa yang terus digaungkan oleh Bapa Uskup, bahwa “Cinta tak pernah kehabisan cara” Tim Relawan ini tetap setia dan tidak bosan mengingatkan dan datang ke rumah rumah terdampak.
Dalam pembicaraan Romo Indra sebagai Direktur Caritas dengan Pastor Marcel dan Romo Yolus sebagai Pastor Paroki, ke depannya akan ada pelatihan Relawan dan akan dilatih bersama oleh Tim ER Carina Indonesia.
Dan hasil sharing tadi siang bersama relawan mereka juga meminta tolong kepada Caritas Ketapang untuk menambah lagi Body Perahu untuk desa yang terdampak parah (Indra)
