Waktu itu konsentrasi kami pada edukasi kesehatan, pencegahan dengan mendistribusikan Alat Perlindungan Diri, seperti masker, sabun cuci dan pendirian pusat pusat cuci tangan di ruang publik, serta asupan nutrisi seperti vitamin C dan susu. Target kami waktu itu hanya 10 paroki pedalaman, sebanyak 500 orang
Meski waktu itu musim panen di pedalaman, namun tidak semua petani berhasil dalam bertani ladang, sehingga banyak yang memerlukan bantuan beras. Kami mengutamakan bantuan sampai pada mereka yang sangat membutuhkah, sehingga data dan penelusuran tercatat dan ter- administrasi (terlayani) dengan baik. Kondisi jalan dan musim hujan cukup menjadi tantangan disamping beberapa paroki memang ada di pelosok misalnya paroki Menyumbung, Sepotong, Meraban, Botong.
BAKKAT, sangat membantu kami untuk merespon paroki pedalaman dan paroki katedral untuk mereka yang kehilangan pekerjaan seperti para buruh, tukang jahit, para petani yang gagal panen, beberapa juga buruh sawit, karena adanya aturan yang ketat dari perusahaan.
Bantuan sembako yang kami kemas dan alokasikan seharga, Rp.150.000 per paket untuk 1000 penerima bantuan di setujui Bakkat, dan 10.000 masker kain yang pekerjaannya dibagikan kepada para penjahit, juga kepada suster Katekis yang berkarya di pedalaman Paroki MRPD AirUpas, yang mengkoordinir para ibu ibu di pedalamans angat berarti dan membantu mereka. Ribet, terkesan lambat, namun yang penting sampai pada mereka yang sangat memerlukan.
Program ini dilaksanakan untuk memastikan semua orang yang masuk dalam kategori KLMTD dan rentan mendapatkan bantuan selama Juli–Agustus masa Covid-19 ada di 20 (duapuluh) lokasi (paroki) penerima manfaat di wilayah Keuskupan Ketapang.