PSE-Caritas Ketapang

Website Resmi PSE-Caritas Keuskupan Ketapang

VIDEOS



hasil belajar mengolah pangan lokal klp ibu-ibu

Latar Belakang
Caritas Keuskupan Ketapang secara resmi mengakses  DA-IBF (inisiativ basket fund) pada September 2014 yang ditandai dengan penandatanganan MoU antara Caritas Ketapang  dengan Karina pada 1 September  2014. Itu artinya, Caritas Ketapang telah mengimplementasi kegiatan DA-IBF selama 6 bulan, terhitung mulai September 2014 hingga Februari 2015.  Merujuk kepada MoU, maka sudah saatnya bagi Karina dan Caritas Kepatang untuk melaksanakan Monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan tersebut, baik di tingkat Caritas Ketapang sebagai lembaga pelaksana maupun di tingkat komunitas dampingan.

Atas dasar itu, maka pada Maret 2015 ini, tepatnya pada tanggal  16-17 Maret 2014 Karina dan CKK telah melaksanakan kegiatan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan DA-IBF, mulai dari tingkat komunitas dampingan hingga di tingkat Caritas Ketapang sebagai pelaksana.

Melalui kegiatan ini diharapkan secara bersama-sama, bisa melihat bagaimana perkembangan yang sudah terjadi di wilayah dampingan. Diharapkan juga dalam kegiatan monitoring ini CKK mampu  menggali/mengidentifikasi segala capaian, tantangan, kelemahan, pembelajaran,serta inisiatif yang muncul dalam kelompok, sesuai indicator yang ingin dicapai dan konteks local yang berlaku.

I. Tujuan Pendampingan & Monitoring

  1. Dari sisi evaluasi, tujuan kegiatan ini adalah untuk mengidentifikasi dan menilai tingkat  pencapaian pelaksanaan kegiatan selama 6 bulan berdasarkan indikator yang ada dalam proposal.

  1. Dasi segi monitoring, kegiatan ini bertujuan untuk mengidentifikasi kendala, perubahan dan dampaknya terhadap pelaksanaan kegiatan, serta memantau dinamika pelaksanaan  kegiatan di tingkat komunitas dampingan.

  1. Caritas Ketapang bersama Karina menemukan solusi, jika ditemukan kendala dalam pelaksanaan kegiatan, belajar, serta memfollow-up rekomendasinya.



II.   Metodologi.

3.1.      Monev Di Tingkat Komunitas Dampingan.

Kegiatan Monev di tingkat komunitas dampingan dapat dilaksanakan sebagai berikut:

  1. Pertemuan dengan semua penerima manfaat, membahas tentang kegiatan yang sudah mereka laksanakan, kendala yang mereka hadapi, manfaat yang sudah mereka rasakan dan rekomendasi mereka terhadap pelaksanaan kegiatan ke depan.
  2. Survey lapangan (mengunjungi lahan karet atau kebun beberapa penerima manfaat)
  3. Wawancara mendalam terhadap beberapa penerima manfaat.

3.2.     Monev di Tingkat Caritas Ketapang
Pelaksanaan Monev di tingkat Caritas Ketapang dapat dilakukan sebagai berikut:

Pak Don Akur menemani evaluasi ditingkat lembaga
  1. Pertemuan dengan semua team Caritas Ketapang (yang terlibat langsung dalam pelaksanaan kegiatan) mengevaluasi pelaksanaan kegiatan selama 6 bulan berdasarkan indikator proposal, dengan mengisi secara bersama-sama form monev yang sudah disiapkan.
  2. Secara bersama mengidentifikasi: Kendala atau kesulitan yang dihadapi selama pelaksanaan kegiatan, solusi yang sudah diambil untuk mengatasi kendala, perubahan kegiatan yang terjadi selama pelaksanaan, alasan perubahan, dampak terhadap pelaksanaan kegiatan dan rekomendasi.



III.   Hasil Yang Hendak Dicapai

  1. Tingkat pencapaian pelaksanaan kegiatan DA-IBF berdasarkan indikator proposal dapat diidentifikasi dan dinilai serta dapat didokumentasi secara baik.
  2. Terindentifikasinya kendala atau kesulitan yang dihadapi selama pelaksanaan kegiatan, serta menemukan jalan keluar secara bersama.
  3. Karina dapat mengetahui, mengerti dan memahami dinamika pelaksanaan kegiatan DA-IBF di tingkat komunitas dampingan.



IV. Capaian – capaian :



perubahan yang terjadi selama 6 bulan klp.bapak-bapak
  1. Bila melihat dari logframe enam bulan pelaksanaan kegiatan baru sampai pada tahap  pembekalan para penerima manfaat dengan pengetahuan tentang budidaya karet unggul berupa persiapan dan pembibitan batang bawah meliputi cara menyeleksi biji karet, tehnik penyemaian benih, pemindahan benih dan penyemaian ke bedengan batang bawah
  2. Penyiapan dan penanaman sumber mata entres meliputi, tehnik pengisisin polibek, pemindahan stump mata tidur ke dalam polibek dan perawatan serta pewiwilan selama tiga bulan.
  3. Penanaman sumber mata entres meliputi, pengajiran, pengukuran jarak tanan, tehnik pembuatan lubang tanam, tehnik pemupukan dasar dan sterilisasi tanah serta penanaman
  4. Pembersihan lahan untuk demplot. Pembuatan bedeng penanaman batang bawah. Praktek seleksi biji karet, praktek penyemaian biji sampai kecambah, praktek pemindahan kecambah ke bedeng.
  5. Dua kelompok tani ini kini telah merawat 4000 batang stump mata tidur, artinya masing masing anggota kelompok merawat 92 batang. Dan telah menanam 14.000 batang bawah untuk persiapan perlatihan okulasi pada bulan ke delapan.
  6. Dua kelompok ibu-ibu telah membuat jadwal dan mempraktekan pengolahan pangan lokal sesuai dengan jadwal posyandu.
  7. Satu kali dalam seminggu mengadakan kegiatan berkebun, sebulan sekali latihan pengolah pangan lokal dalam rangka posyandu.
  8. Sebanyak dua kali kelompok 1 dan 2 ibu-ibu bergiliran memberikan makanan tambahan untuk anak-anak di posyandu, yaitu bulan Februari dan Maret 2015
  9. peralatan untuk pelatihan mengolah bahan pangan lokal seperti kompor, timbangan available.

V. Perubahan yang terjadi selama pelaksanaan kegiatan:
  1.  Kegiatan pembentukan kelompok tani karet dan kelompok ibu-ibu direncanakan dilaksanakan bulan September 2014 baru bisa terkasana bulan Oktober 2014. Alasan perubahan karena  bulan september  masyarakat Tanjung Beulang masih sibuk dengan urusan ladang. (kalender musin membuka ladang secara botong royong)
  2. Pengadaan biji karet yang semula direncanakan  pada januari 2015 saat karet berbuah dan jatuh, ternyata baru bisa terlaksana pada bulan Februari. Ini akibat dari perubahan iklim. Saawt ini sudah tumbuh 14000 karet batang bawah.
  3.  Pengadaan stump matatidur yang direncanakana bulan Oktober baru bisa terlaksana November 2014, musim kemarau yang bekepanjangan membuat was-was tanaman kekurangan air.
  4. Penanaman Bibit unggul karet di masing-masing lahan anggota yang direncanakan sebanyak 200 batang/anggota dan dilaksanakan pada Maret 2015, baru bisa terpenuhi 100 batang per anggota, dan sebanyak 3 orang telah menanam di lahan mereka sendiri sebanyak 152 batang.
  5. Tidak ada rencana Pembuatan demplot kelompok sebagai media belajar kelompok Namun ada perubahan dengan pembuatan 2 demplot kelompok sebagai media belajar kelompok tentang tahapan budidaya karet unggul.
  6. Tidak ada perencanaan pembuatan kebun kelmpok ibu-ibu, ternyata mereka menghendaki ada sumber bahan makanan lokal dan sekalian belajar untuk menanam tanaman muda seperti sayur-sayuran. Alasan mereka, agar bahan pangan lokal tidak perlu beli.

VI. Kesulitan , solusi, pembelajaran,rekomendasi
berkebun di lereng bukitpun dilakukan.
  1. Perubahan musim menyebabkan perubahan kegiatan berdasarkan calendar musim yang sudah dibuat Caritas bersama kelompok. Solusi yang diambil, membuat rencana kegiatan ulang, dimana implementasi seharusnya dilaksanakan pada September 2014, baru bisa terjadi Oktober 2014. Pembelajaran yang diambil  yaitu membuat perencanaan kegiatan di komunitas dampingan harus benar-benar melibatkan masyarakat, tidak hanya terlibat dalam pertemuan tetapi terlibat  dalam perencanaan program terutama pada perumusan dan mengambil keputusan.. Rekomendasinya Selalu melibatkan masyarakat dampingan dalam pembuatan perencanaan kegiatan pendampingan.
  2. Hama belalang menyerang tanaman padi masyarakat yang  berakibat  tidak semua anggota kelompok terlibat dalam kegiatan pendampingan. Solusi yang diambil adalah anggota kelompok tetap harus terlibat dalam kegiatan kelompok, walaupun diwakilkan oleh orang lain atau (oleh istri atau oleh anaknya. Pembelajarannya: perubahan iklim dan alam tetap menjadi hal yang dipertimbangkan dalam perencanaan program, terutapa pada perumusan asumsi. Rekomendasinya: Perumusan asumsi perlu mempertimbangkan perubahan iklim dan kondisi alam yang ada di komunitas dampingan. 
  3. Data kuantitatif belum dikelola baik. Solusinya data-data anggota kelompok ada, data jumlah stump ada, data stump yang mati dan hidup ada, data anggota kelompok yang sudah menanam bibit karet unggul belum ada, data jumlah batang bawah belum ada, data pebaruan jumlah anggota belum ada, data konsdisi kesehatan balita belum ada, data lahan anggota yang akan ditanamoi karet belum ada, dll belum terkelola dengan baik dan rapih sehingga sulit diakses user atau pengguna. Pembelajarannya lalu betapa pentingnya,  data kuantitatif, dan bila tidak ada  akan menyulitkan untuk membuat analisa progress kegiatan dan mengukur pencapaian pelayanan. Rekomendasinya akan membuat Membuat form data-data yang berkaitan dengan kegiatan, seperti form data kelompok, form data stump. Form data batang bawah, form data kondisi balita, form data lahan, form data kwalitaitif.
  4. Peralatan kerja kelompok sangat kurang seperti: Cangkul, linggis, sisir, sprayer. Solusinya yang menggunakan peralatan seadanya yang mereka meiliki seperti parang dan linggis dari kayu. Pembelajarannya: Peralatan kerja yang mendukung pertanian modern perlu disiapkan untuk pemberdayaan masyarakat yang punya latar belakang pertanian tradisional. Rekomendasi Caritas perlu menyediakan peralatan kerja untuk komunitas dampingan.
VII, Follow up rekomendasi :
klp.ibu-ibu bersemangat untuk berkebun
  1. Membuat form data-data yang berkaitan dengan kegiatan, seperti form data kelompok, data stump, batang bawah, form balita, data lahan.Diharapkan   akhir maret sudah selesai. Dalam hal ini yang bertanggungjawab adalah Marsel dan Yohanes Budin
  2. Pengisian pendataan form bulan April 2015 oleh Marsel dan Yoh Budin
  3. Penyediaan peralatan kerja untuk komunitas dampingan di Tanjung Belulang, cangkul sebanyak 20 buah, spreyer 2 buah, linggis 10 buah., tersedia pada bulan April 2015.(marsel)
| Blogger Templates - Designed by Colorlib