PSE-Caritas Ketapang

Website Resmi PSE-Caritas Keuskupan Ketapang

VIDEOS


IV. PETA WILAYAH KEPEMERINTAHAN

.1.Letak Dan Luas Wilayah Geografis Dan Topografi
1.     Batas Wilayah:Sebelah Utara Kabupaten Kubu Raya, Kabupaten Sanggau, Kabupaten Sekadau, Kabupaten Sintang. Sebelah selatan laut Jawa. Sebelah Timur Kabupaten Melawi, Propinsi Kalteng, sebelah barat Kabupaten KKU dan Laut Natuna.


2.     Kontur tanah/Topografi: daerah bagian pantai membentang tanah rawa yang sangat luas, umumnya wilayah pertanian pantai yang didiami suku Melayu, daerah pedalaman umumnya berbukit-bukit  dan banyak sungai/kali. Tanah merah kuning umumnya terdapat di pedalaman.

3.     Sumber Daya Alam:Hampir di seluruh bagian tanah yang ada di pedalaman mengandung tambang emas dan bauksit. Bentang hutan yang hijau,juga sudah mulai habis. Hutan adat menurut data kabupaten ketapang tinggal 51,647 ha dari 3.580.900 ha luas kabupaten Ketapang.  Tidak dipungkiri kontribusi sektor pertambangan beberapa tahun terakhir cukup nyata terhadap perekonomian kabupaten Ketapang. Lokasi tambang di kabupaten ketapang terus mengalami perluasan/ ekspansi antar tahun, terutama untuk komoditi bauksit dan bijih besi. Kegiatan eksploitasi tidak hanya berada di kecamatan kendawangan, namun pada akhir tahun 2011 mulai memperluas wilayah eksploitasinya hingga ke kecamatan Simpang hulu dan kecamatan Air Upas. Potensi bahan galian (tambang) tersebar hampir di seluruh wilayah kecamatan. Kandungan mineral atau bahan-bahan galian dimaksud antara lain meliputi ; air raksa (hg), antimoni (sb), bijih besi (fe), bauksit (al2o2), emas (au), timah hitam (pb), timah putih (sn), pasir zircon (titanium), barit, koalin, pasir kuarsa, talk, andesit, basal, granit, gambut, batu bara, dan batu kecubung. lokasi jenis mineral  kendawangan antimoni, bauksit, emas, timah hitam, pasir zircon (titanium), barit, kaolin, pasir kuarsa, andesit, basal, granit, gambut, batu (BPS Ketapang 2013)

4.     Bencana Alam: Banjir terjadi setiap kali pada musim hujan, terutama untuk daerah rendah dan tepi sungai besar. Perlu diketahui setiap ibu kota di pedalaman di dirikan di tepi sungai karena waktu itu satu satunya transport yang lancar adalah sungai. Ada di 20 Kecamatan dan tentu saja di Kota Ketapang sendiri. Misalnya ibu kota kec Sandai terletak di hulu sie Pawan. Ibu kota Kec. Balai Berkuak terletak di tepi sei Kwalan.

5.     Deforestasi Hutan:  Seperti kebanyakan di wilayah Kalimantan Barat,  Sering terjadi kebakaran di Hutan dan di tanah  gambut, yang disebabkan oleh, kekeringan yang berkepanjangan, tetapi juga karena penebangan hutan. Tapi yang lebih massif kebakaran hutan terjadi karena  land clearing lahan perkebunan entah itu diwilayah gambut maupun di  wilayah natai. Dampaknya hutan yang terbakar tidak produktif dan masyarakat kehilangan mata pencaharian tambahan dan kecendrungan untuk menjual asset tanahnya semakin kuat.Potensi bahan tambang yang terkandung dalam perut bumi wilayah kabupaten Ketapang pada dasarnya masih cukup banyak. Namun tidak serta-merta dapat dieksploitasi semua mengingat berbagai aspek kelestarian alam dan lingkungan hidup sekitar (ekosistem). Proses dan dinamika pembangunan yang baik adalah berkelanjutan dengan tetap berwawasan lingkungan (sustainable development). Namun yang terjadi ijin-ijin perkebunan dan pembukaan lahan semakin laju saja.
6.     Pencemaran Lingkungan: Cobra hazard,(bencana ular cobra) bencana yang tidak langsung terasa dan bisa dilihat, tapi suatu saat akan meluluhlantakan bumi kalimantan. Perambahan hutan, penambangan di daerah aliran sungai,terutama  sungai-sungai yang dijadikan lahan untuk pertambangan emas tanpa ijin adalah bentuk pencemaran lingkungan yang pelan mendesis, tidak terasa. Asap tebal ketika terjadi pembakaran lahan sering menyesakan dan membuat mata perih pada musim kemarau adalah bentuk pencemaran langsung.
Tempat-tempat yang parah rusaknya ialah  tepi sungai , daerah pedalaman, dan di wilayah sekitar perkebunan sawit dan penambangan bauksit. Dampak bagi masyarakat ialah sering muncul wabah  penyakitdiare, kulit dan infeksi saluran pernafasan. Namun masyarakat tidak terlalu merasakan  akibatnya secara cepat.

7.     Daerah terisolir: meski pembukaan perkebunan secara besar besaran, tidak dengan sendirinya wilayah-wilayah pemukiman orang kampung di pedalaman terbuka oleh akses jalan. Masih banyak wilayah terisolir terutama di daerah desa atau kampung  pedalaman. Antara  lain : Kec. Simpang Hulu desa Kualan Hulu, Kec. Nangatayab, wilayah Beginci Darat. Kec. Hulu Sungai seperti Kriau. Jalan Provinsi memang aspal, namun banyak jalan ke desa-desa atau kampong sulit dilewati kendaraan pada musim hujan. Akan tetapi banyak sungai yang tidak bisa dipakai oleh karena musim banjir air kelewat tinggi, musim kering kelewat dangkal.

Jumlah  Kabupaten, Kecamatan, Desa, dan Penduduk :

Kabupaten
Kec.
Desa
Jlh. Pddk
Kepadatan pdk/ km2
Luas daerah
Ketapang
20
192
448.389
13,68 jiwa/km*
31.240,74 km2.
Total
20
192
448.389
13,68 jw/km
31.240,74 km
          * Data dari situs Ketapang


1.2.Situasi Gambaran Umum Pendidikan / SDM  :

1.     Institusi  Pendidikan : Ada 5 Perguruan Tinggi, 1 AKPER milik Pemda. SLTA (SMA/SMK) ada di tingkat kecamatan, Sedangkan SMP dan SD serta TK/PAUD tersebar di desa-desa.Institusi pendidikan atau sekolah cukup, namun tidak merata dan tidak didukung oleh SDM  serta Sarana/prasarana yang memadai)
2.    Jumlah Anak yang tidak / putus sekolah :  Di desa dan kampong pasti ada sekolah, hanya saja frekwensi jam sekolah  sangat rendah. Masih ada yang butahuruf.Statistik daerah kabupaten ketapang 2013, mencatat bahwa penduduk kabupaten Ketapang yang mempunyai kemampuan baca-tulis sekitar 91,39 persen hingga tahun 2012. Namun ada kecenderungan bersekolah lebih pendek, yang ditunjukan oleh indikator pendidikan rata-rata lama sekolah penduduk usia 15 tahun ke atas  hanya 6,54 tahun. Itu  berarti cenderung putus atau berhenti sekolah ketika mulai duduk di bangku kelas 1 smp kelas 6 SD, atau memutuskan berhenti sekolah ketika mulai duduk di bangku kelas 1 smp.(sumber : diolah dari BPS ketapang 2013,       hal. 95 16,54)
3.    Perbedaan akses laki-laki dan perempuan: Jumlah penduduk berdasarkan gender, perempuan 212.955, sedangkan laki-laki 232.824. Dalam banyak forum diskusi yang melibatkan perempuan, ada peningkatan dalam hal keberanian bicara dan tampil. Hanya peranan sebagai pemimpin perlu mendapat perhatian.(Statistik daerah kabupaten ketapang 2013 jumlah penduduk laki-laki  232.824 jiwa dan 212.955 jiwa penduduk perempuan.Lluas wilayah kabupaten ketapang sebesar 31.588 km dengan jumlah penduduk sebanyak 448.779 jiwa pada tahun 2012, maka rata-rata tingkat kepadatan penduduk atau tingkat huniannya adalah sekitar 14 jiwa/km. angka tersebut adalah terjarang kedua se provinsi kalimantan barat setelah kabupaten Kapuas Hulu dengan tingkat hunian penduduknya rata-rata sekitar 7 jiwa/km pada tahun yang sama.  Menurut jenis kelamin, jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dibanding perempuan, dengan sex rasio sebesar 108 pada tahun 2012. artinya, setiap 100 penduduk perempuan akan dijumpai 108 penduduk laki-laki pada lokasi yang sama).
4.    Problem Pendidikan :Perhatian pemerintah untuk memenuhi sarana dan penyebaran para pendidik ditingkat pendidikan dasar cukup memadai. Hanya saja komitmen para guru untuk hadir memberikan pendidikan yang berkwalitas masih perlu ditingkatkan, sehingga mutu pendidikan memadai. Banyak anak-anak yang tamat SD masih mengeja dalam membaca utamanya di pedalaman dan tidak menamatkan SMP.BPS hal 95 2013. (rasio murid guru menunjukkan bahwa seorang guru rata-rata mengajar 17 murid pada jenjang sd, rata-rata mengajar 17 murid pada jenjang smp, tetapi untuk jenjang sma bebannya relatif lebih ringan yaitu rata-rata hanya mengajar sebanyak 13 murid pada tahun ajaran 2011/2012 di kabupaten ketapang.)

1.3.Situasi Umum Ekonomi :

1.     Mata Pencaharian Pokok:Posisi mata pencaharian dari petani karet ke petani sawit nampaknya bergeser. Namun di desa dan kampong mata pencaharian utama adalah karet dan berladang padi. Dua hal tersebut adalah mata pencaharian yang sangat familiar di wilayah pehuluan. Sementara di pantai  bersawah padi,menjadi tanaman yang tingkat produktivitasnya tertinggi diantara tanaman pangan lainnya, yaitu sebanyak 149,38 kw per hektar. sedangkan tingkat produktivitas terendah adalah tanaman kacang hijau yaitu hanya menghasilkan 6,71 kw per hektar. Oleh karena itu kabupaten Ketapang belum sanggup memenuhi kebutuhan beras sendiri. Sejauh ini untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat kabupaten ketapang, sebagian besar beras masih harus didatangkan dari luar wilayah. Produktivitas tanaman pangan  (kw per ha) tahun 2012  sumber: bps kabupaten ketapang.
2.    Penghasilan rata-rata perkepala keluarga :pendapatan regional  Kabupaten Ketapang atas dasar harga berlaku tahun 2012  sebesar Rp. 7.604,48 miliar. Statistik daerah kabupaten ketapang 2013 hal. 41  pertanian, 33.70 pertambangan, 13.70 industri , 15.07 lga, 0.57 konstruksi, 3.55 perdaga-ngan, 20.69 angkutan, 2.82 keuangan, 3.62 jasa-jasa, 6.29 pdrb sebagai ukuran produktivitas mencerminkan seluruh nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu wilayah dalam satu tahun.  Tahun 2012 pdrb per kapita penduduk kabupaten ketapang adalah sebesar 17,50 juta rupiah. artinya, rata-rata pendapatan satu orang perbulan  1.4 juta
3.    Tingkat Kemiskinan Penduduk : Statistik daerah kabupaten ketapang 2013  hasil pengamatan lebih mendalam menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk miskin di kabupaten ketapang adalah tidak tamat SD sekitar 50,55 persen, dan umumnya bekerja di sektor informal khususnya pada sektor pertanian. Penduduk miskin kabupaten ketapang tahun 2008-2012   adalah penduduk yang rata-rata mengkonsumsi makanan dan non-makanan per kapita per bulan berada di bawah garis kemiskinan.   Garis kemiskinan adalah nilai konsumsi kebutuhan minimum makanan yang disetarakan dengan 2100 kilo kalori per kapita per hari ditambah kebutuhan minimum non-makanan yang mencakup perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan.   Dinas pmpd, p & kb kab. Ketapang  dicermati dari sisi kesejahteraan keluarga, terungkap bahwa dari 118.024 keluarga di kabupaten ketapang sekitar  40,39 persen tergolong sebagai keluarga sejahtera ii dan merupakan yang paling banyak dijumpai. Persentase keluarga sejahtera i sekitar 32,74 persen, dan yang paling kecil persentasenya adalah keluarga pra-sejahtera yaitu hanya sekitar 4,71 persen pada tahun 2012. secara persen-tase, proporsi keluarga pra sejahtera dan sejahtera ii relatif lebih banyak di daerah pedesaan daripada perkotaan.
4.     Kerentanan terhadap kerawanan pangan : dari jumlah penduduk miskin Kalbar , sumbangan garis kemiskinan makanan sebesar 78,72 % dan selebihnya 21,28% sumbangan bukan makanan.Dari data BPS Ketapang dapat dilihat pertanian produksi padi kabupaten ketapang meningkat 19,14 persen pada tahun 2012  produktivitas ubi kayu adalah terbesar diantara tanaman pangan lainnya yaitu sekitar 149,38 kwintal/hektar (statistik daerah kabupaten ketapang 2013). Ketapang adalah salah satu kabupaten di provinsi kalimantan barat yang perekonomiannya didominasi oleh sektor pertanian 2012. Hasil produksi padi tahun 2012 sebanyak 81.098 ton ternyata mengalami peningkatan dibanding kan dengan produksi tahun 2011 yang sebanyak 68.067 ton, atau produksinya naik sebesar 19,14 persen.  Pada tahun 2012 produksi padi kabupaten ketapang menyumbang 6,24 persen terhadap total produksi padi provinsi kalimantan barat. Namun kontri-busi ini tergolong kecil dibanding wilayah kabupaten lain atau masih di bawah rata-rata. Secara peringkat, andil produksi padi dari kabupaten Ketapang adalah berada pada peringkat ke-enam dari empat-belas kabupaten/kota se-provinsi kalimantan barat, atau naik tiga peringkat dibanding-kan dengan tahun lalu yang menduduki peringkat sembilan. sumber: bps kab 2013
5.     Rumah tangga tanpa akses terhadap listrik :Energi  sumber listrik di kabupaten Ketapang menggunakan pltd  tahun 2012-2013 produksi listrik terjual sebanyak 115.098.423 kwh (naik 0, 14 persen)sebagian besar keluarga di kampung- kampung belum menikmati listrik dari PLN. Sebagian lagi menggunakan listrik pribadi tenaga diesel,  dan  lainnya lagi tanpa listrik.(BPS 2013)

Situasi Umum Sosial Kemasyarakatan :
  1. Perkawinan :untuk di wilayah pedalaman menikah dalam usia dini masih sangat tinggi. Perceraian yang diurus adat juga cukup tinggi. Berapa prosentasenya masih harus didata.
  2. KDRT : Kekerasan dalam rumah tangga pasti ada, namun kondisi keluarga yang tidak mau melapor menjadi kendala untuk mendata kekerasan yang terjadi dalam rumah tangga. Undang-undang perlindungan anak dan perempuan no.23.2002 belum terdengar sosialisasinya. Namun di pedalaman peranan adat untuk menyelesaikan kasus kekerasan dalam keluarga  cukup ampuh dan efektif, meski sering mengarah pada perceraian.
  3. Difabel (cacat fisik / metal dan gangguan jiwa) :Data yang dapat kami kumpulkan dari data monografi Kabupaten Ketapang, jumlah orang yang cacat fisik/mental th 2012 berjumlah 599 orang, sedangkan yang cacat mental/gila ada  287 orang, total  886 orang.

  1. Kerentanan lain :penghidupan yang sangat tergantung dengan perkebunan sawit,  merupakan bentuk kerentanan lain. Beberapa tahun kedepan  penduduk lokal akan semakin terhimpit karena tidak ada lagi tanah yang dapat digarap untuk hasil tambahan lain. Apalagi penduduk migran seperti  NTT  yang sangat tergantung dari kerja harian sebagai buruh akan sangat rentan, karena datang pergi tidak ada kepastian. Kerentanan mereka semakin lengkap dengan adanya kebiasaan judi, miras  yang subur tumbuh dikalangan mereka.
  2. Pekerjaan Ilegal :Di kota disinyalir ada Prostitusi  terselubung. Hal ini ada kaitan dengan  maraknya tempat hiburan seperti cafe-cafe. Di pusat-pusat kecamatan di pedalaman juga marak tempat-tempat penginapan yang berfungsi ganda.
  3. Migran :Dengan adanya perkebunan sawit, banyak sekali pekerja yang bekerja pada perkebunan sawit  berasal dari pulau Jawa dan NTT. Mereka umumnya bekerja sebagai buruh harian lepas di perkebunan sawit.. Dalam potret masyarakat rentan, umumnya dampak dari migran yang datang menimbulkan persoalan social yang parah. Ketergantugan akan nasib yang tidak menentu dari perkebunan sawit, sewaktu waktu bisa diusir atau tidak dipekerjakan sangat mencemaskan mereka.
  4. Masalah Hak ulayat/kepemilikan  tanah  :Dari data kecamatan-kecamatan di Kabupaten Ketapang tercatat tanah adat seluas 51.647 ha. Artinya dibandingkan dengan luas perkebunan yang ada, sangat kecil. Apa lagi dari potret kerentanan banyak tokoh kunci merasa bahwa memiliki tanah kurang dari 5 ha untuk masyarakat Dayak yang tinggal di pedalaman masih termasuk dalam katagori orang rentan. Kepemilikan tanah ulayat juga sangat lemah dan bisa menjadi rentan, karena bagi banyak orang di pedalaman certifikasi tanah itu tidak penting, atau mustahil bisa diurus. Maka tantangan bagi kami Caritas untuk meyakinkan komunitas remove area mensertifikatkan tanahnya.

  1. Situasi Umum Kesehatan :
  1. Angka kematian ibu dan anak : sedang
  2. Penyakit yang banyak diderita oleh masyarakat : demam malaria, karena prilaku hidup sehat sangat rendah. Lingkungan kotor dan tempat pembuangan limbah, menjadi sarang nyamuk.
  3. Masalah Gizi Buruk.Pemahaman mengenai gizi yang sangat kurang..
  4. HIV-AIDS:  surat kabar lokal sudah pernah memberitakan bahwa ada penderita HIV/AIDS, tapi belum banyak yang tahu
(statistik daerah kabupaten ketapang 2013 tentang kesehatan:  jenis pelayanan yang mudah dijangkau dengan biaya berobat relatif murah dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat seperti: puskesmas, pustu, dan puskesmas keliling.   di kabupaten ketapang terdapat sebanyak 414 posyandu dengan laporan aktif, dengan jumlah kader aktif sebanyak 1.792 orang. jumlah dukun bayi yang tersebar di seluruh kecamatan sebanyak 551 orang, dan sekitar 62,25 persennya sudah berlatih standar dasar pertolongan persalinan secara medis. jumlah bidan terus bertambah, pada tahun 2012 tercatat sebanyak 307 tenaga bidan atau meningkat sekitar 35,24 persen dibanding tahun 2011 yang jumlahnya 227 tenaga bidan.   pemerintah daerah terus mengu-payakan agar proses persalinan para ibu hamil (bumil) dapat dibantu oleh tenaga kesehatan, maka banyak tenaga kesehatan ditempatkan di berbagai wilayah pedesaan termasuk daerah terpencil pedesaan wilayah pedalaman. Dengan harapan proses persalinan bumil yang ditolong oleh dukun bayi dengan cara-cara tradisional terus menurun persentasenya antar waktu seiring upaya penyehatan masyarakat. Semakin banyak proses persalinan yang ditolong oleh tenaga medis, tingkat keselamatan ibu melahirkan, dan bayi yang dilahirkan relatif lebih terlindungi, sehingga berpengaruh besar terhadap penurunan angka maternal mortality rate (mmr) atau angka kematian ibu (aki), dan infant mortality rate (imr).  statistik tenaga kesehatan                kabupaten ketapang tahun 2011-2012 sumber : dinas kesehatan kabupaten ketapang   ** sekitar 47,27 persen tenaga medis bertugas di puskesmas dan pustu uraian 2011 2012.Tenaga kesehatan     dokter umum 58 59  dokter spesialis 13 13  perawat 265 239  bidan 227 307  apoteker 22 27  sarjana kesehatan masyarakat 44 47    jumlah dukun bayi     ada 552 551   terlatih 343 343 posyandu    jumah posyandu 382 414 jumlah kader aktif  1.888 1.792)


Situasi Umum Budaya dan Agama:
  1. Tradisi dan Budaya  : Orang  Dayak Ketapang diberi nama berdasarkan aliran sungai. Dayak Pesaguan, Dayak Jelai,  Dayak Gerunggang (wilayah sungai Gerunggang Tayab), Dayak Kwalan, Simpang Dua dan Simpang Hulu, dan Dayak Laur. Kegiatan budaya tampil ketika ada even-even atau gawai yang berhubungan dengan penghormatan untuk orang lain. Budaya sebagai bagian dari identitas diriperlu dipromosikan dan didalami  terus menerus.
Beberapa tokoh kunci mengatakan bahwa dalam banyak perkara adat banyak orang bersembunyi dibalik aturan adat agar bisa menyelesaikan persoalan dengan cepat murah. Perlu ada pendalaman lebih jauh. Dalam hal iman, bahaya sinkritisme juga merebak dikalangan umat kristiani di pedalaman. Ancak dan salib dipasang sejajar juga pemandangan yang biasa. Pagi mengundang imam untuk mohon berkat, malam hari mengundang dukun atau belian sering terjadi. (Wawancara dengan tokoh adat Tumbang titi)
Sementara suku Melayu lebih banyak berdomisili di wilayah Pantai, dan ditepi aliran sungai kalau itu di pedalaman. Penduduk suku Cina yang umumnya menguasai perdagangan ada di kota Kabupaten, Kecamatan, bahkan di desa desa. Penduduk yang kerja di perkebunan sawit, yang berasal dari NTT dan Jawa lebih banyak berdomisili di area perkebunan.


| Blogger Templates - Designed by Colorlib