Minggu.10.1.21 Inspirasi pagi
Mrk.1:7-11” mengenang moment indah saat dibaptis”
Hari ini, pesta Pembaptisan Tuhan, menandai transisi dari masa natal ke masa biasa liturgi gereja. Moment yang baik untuk merenungkan kembali pembabptisan kita masing masing, utamanya mengenang hari baptis kita. Yesus mengawali pelayanan publiknya diusia yang ke-30 th, seorang dewasa yang sempurna, dibaptis oleh Yohanes Pembaptis.
Pertanyaannya, mengapa perlu waktu yang panjang untuk dibaptis, dan mengapa harus pergi kepada Yohanes? Yesus tanpa dosa, mengapa Ia harus tunduk pada baptisan seperti itu?
Jawabanya bisa menggunakan bacaan pertama, bisa jadi 'karena pikiranku bukanlah pikiranmu, caraku bukan jalanmu'. Tapi saya membayangkan seperti ini. Baptisan adalah moment yang sakral, pemurnian diri yang tidak bisa ditinggalkan oleh setiap orang yang percaya akan keselamatan Tuhan.
Bagi Yesus, baptisan adalah awal Ia menjalankan kehendak Allah mulai dengan memasuki solidaritas dengan kita sebagai orang yang berdosa. Kemudian lara mudid mencatat dan mengingat bagaimana Yesus pergi untuk berbagi meja dengan orang-orang berdosa, yang membuat para pemimpin agama waktu itu ngeri.
Yesus menunjukkan kepada kita bahwa Dia membumi bersama kita di bumi yang rapuh yang terkoyak oleh dosa. Pembaptisannya menjadi cara Tuhan memperkenalkan dirinya “Engkaulah Anak yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan”
Menurut kartu baptis, saya dibaptis pada tgl.14 Januari 1958, oleh Pastor Sadheg SVD, pastor yang mengajak saya agar masuk seminari. Ibu saya berkisah, saya dihantar ke gereja untuk menerima pembaptisan tiga hari sesudah kelahiran saya. Suatu hari ibu saya berkata: tidak boleh lama lama anakku. “Apapun yang terjadi sesudah itu, engkau akan selamat anakku, karena engkau sudah diangkat menjadi Anak Allah” Terimakasih Tuhan, terimakasih ibu.
Bagi ibu saya baptisan adalah moment yang indah dengan keyakinan anaknya pasti menerima keselamatan. Kalau terjadi apa apa sesudah itu, sakit, bahkan mati, anaknya sudah selamat.
Kini setiap malam paskah, kita mengucapkan janji baptis, untuk mengenang keselamatan yang telah kita terima, menolak setan dan perbuatan- perbuatannya, menolak kejahatan dalam diri kita sendiri dan dalam masyarakat, menolak.godaan-godaan setan dalam bentuk takhayul, perjudian dan hiburan yang tidak sehat,menolak segala kebiasaan tidak adil dan tidak jujur yang melanggar hak-hak asasi manusia. Masih ingatkan.
Selamat pagi, selamat hari minggu sahabat, mari kita jadikan pristiwa pembaptisan Yesus ini moment yang baik untuk memaknai pembaptisan kita masing masing, saat kita menerima “meterai” Anak Allah, yang tidak akan pernah tercabut sampai Tuhan memanggil kita kembali. Tuhan memberkati.
Sharing Sr. Anthonella Osf:
Selamat pagi Romo selamat Pesta Pembaptisan Tuhan. Betul seperti Romo katakan diatas pada hari ini kita juga mengenangkan peristiwa indah saat kita menerima Sakramen Baptis. Apalagi saya dibaptis setelah kelas 2 SMP. Jadi sedikit sudah mengerti arti Sakramen Pembaptisan ini. Saya memang sangat bersyukur atas Sakramen Baptis ini Romo...Sebab seandainya saya tidak dibaptis seperti apa diri saya ini. Dengan dibaptis kita boleh masuk dalam kalangan Keluarga Allah. Semoga dengan bantuan rahmat Tuhan kita dimampukan hidup dan melayani sesuai dengan rencana dan kehendak Allah. RencanaKu bukan rencanamu. Dan jalanKu bukan jalanmu. Semoga kita mampu mengerti apa yang menjadi rencana Tuhan dalam diri kita dan tetap mampu berjalan dijalanNya. Tuhan memberkati...