Kamis.27.8.20 Inspirasi pagi
Mt.24:42-51 PW. Santa Monika
”di doa ibuku”
Pada abad ke 4 hiduplah seorang gadis yang jelita di kota Tegaste di Afrika Utara. Gadis ini menjadi gadis rebutan. Tapi rupanya kemudian ia jatuh cinta kepada seorang pemuda yang menurutnya sangat ideal bernama Patrisius. Merekapun menikah. Tetapi apa lacur, pemuda itu sebenarnya adalah pemabuk dan mudah marah. Hampir setiap saat ia menjadi bulan bulanan tamparan dari suaminya. Satu satunya yang dapat dibuatnya adalah diam dan tekun dalam berdoa. Sejak saat itu ia menjadi wanita pendoa.
Namun penderitaannya belum berakhir. Ketika kemudian ia mendapat anak, anak ini bertumbuh dewasa juga sebagai bajingan, mudah naik darah, pemabuk, mirip kelakuan ayahnya. Ia sudah berdoa, namun hasilnya malah lebih parah. Namun ia tidak putus asa, ia tetap tekun dalam berdoa, sambil mencucurkan air mata.
Apa yang terjadi kemudian? Sesudah wanita ini berusia 56 tahun dan terbaring diranjang karena sakit, ia didampingi oleh putranya yang selalu didoakan. Putra yang brengsek itu kemudian menjadi pemuda teladan, bahkan kemudian menjadi Uskup yang ternama, bahkan orang suci ternama. Dialah Santo Agustinus. Wanita yang terbaring adalah Monika. Kesetiaan dan cintanya terhadap anaknya mendorong ia berdoa terus menerus.
Monika tak henti hentinya mendoakan suami dan anaknya yang pernah melewati hidup seenaknya seperti orang-orang jaman Nuh, tidak peduli dengan hukuman Tuhan. Ia senantiasa mengingatkan agar suami dan anak anaknya selalu waspada dan siap sedia, mawas diri. Semuanya terucap dalam doa yang hening.
Monika sangat yakin kewaspadaan dapat mencegah terjadinya kerusakan dan kehilangan. Hamba yang setia dan bijaksana akan diangkat oleh tuannya menjadi orang orang orang kepercayaannya.
“Hanya satu ini yang kuminta kepadamu agar kamu mengenangkan aku di hadapan altar Tuhan”. Sebuah doa yang selalu terucap dari seorang Monika.Doanya telah terkabulkan.
Kehormatan dan tanggungjawab hamaba yang setia, telah didapatkan dalam diri putranya Agustinus yang besok akan kita rayakan pestanya. Luar biasa.
Kesetiaan dan ketekunan seorang ibu dalam doa membawa berkat bagi suami dan anaknya.
Dan memang, kita terpanggil menjadi berkat bagi dunia melalui doa, tutur kata dan tindakan baik kita sekecil apapun.
Selamat pagi sahabat, saudari- saudaraku. Selamat merayakan pesta Santa Monika. Jangan pernah lelah mendoakan anak-anakmu, pasanganmu, tim kerjamu, bahkan mungkin orang orang yang sirik dan memusuhimu sekalipun. Hidup itu bergema, apa yang kita ucapkan dalam pesan doa, itulah yang akan kembali ke kehidupan kita. Tuhan memberkati.(Ign.Made)