Husin
begitulah panggilan para karibnya di KSM, perantau dari Kabupaten sekadau kecamatan Nanga Taman
Desa Nanga Taman ini telah
telah memperisteri seorang gadis Giet Rinata namanya bersama Febrianti buah
hati mereka yang baru berusia dua bulan (balita). Ayah satu anak ini mulai
bergabung menjadi anggota KSM SPA sejak September 2015. “Saya dan isteri
tertarik bergabung di KSM karena ada pendampingan rutin dari Caritas, di
Sekadau, belum ada model pendampingan seperti ini,” katanya kepada fasilitator
Budin. Dia juga menambahkan “lewat pendampingan caritas bercita-cita ingin meningkatkan tarap
hidup keluarga, punya 200 pohon karet unggul, dan punya pengalaman pengetahuan budidaya
karet unggul & budidaya tanaman muda sebagai modal mata pencaharian/penghasilan
tambahan kedepan.”
Husin
menambahkan “Waktu SMP, dari guru mulok saya, saya pernah belajar menyambung
pucuk tanaman terung agar usia tanaman tersebut lebih lama lagi produksinya dan
juga bisa punya antibodi terhadap serangan penyakit, nah sekarang saya
praktekan lagi.” Ketika fasilitator mengobservasi memang tampak sekali bahwa
sambung pucuk terung pipit (batang bawah) dengan terung hibrida (dahan atas)
yang dipraktekannya di pekarangan tumbuh dengan subur. Budin menyarankan agar
“perlakuan tanaman pekarangan jangan lupa dengan cara organik yang pernah
diajarkan waktu sekolah lapang (SL), dan manfaatkan sumber daya alam yang ada
ya?” demikian katanya mengingatkan Husin.
Mulai januari
– Maret adalah siklus pertama pekarangannya, Husin mengatakan kepada adi dan
Budin bahwa “hasil panen kacang panjang, terung, dan timun hanya dikonsumsi
sendiri, dan dibagikan kepada mertua dan tetangga saja karena menurutnya ini baru
uji coba dan hasilnya pun masih sedikit.” Rencananya, “ untuk siklus kedua akan
lebih banyak lagi menanam bibit yang sama di bedeng agar bisa dijual,” katanya.
Ketika ditanya soal pembagian tugas dengan istri, dia menambahkan “berkebun
pekarangan saya lakukan setelah menoreh karet, seperti di siklus pertama
penyiapan lahan dan penanaman saya tangani, nanti kalau sudah perawatan saya
bergiliran dengan istri,” demikian katanya.
Sebagai bukti
komitmennya ia berjanji dengan realistis kepada staf Karina (kunjungan Lora
Egaratri, jan,2016) akan menanam 200 stum di lahan. Per Maret, Husen sudah
berhasil menanam 220 pohon karet unggul di lahannya dan melampui capaian target
dan indikator logframe untuk menghasilkan stum dari okulasi sendiri (sumber:data tabulasi Maret 2016). Husen
masih memiliki sisa 42 batang bawah sudah
okulasi namun belum dibuka bungkusan jendelanya, dan 7 bulan kedepan peluangnya
untuk menambah jumlah stum bertambah lagi karena memiliki ratusan batang bawah
baru yang ditanamnya di kebun entres & di pekarangan namun belum dihitung
oleh fasilitator. (Budin)