Bukan KSM
Uncak Kontok namanya kalau setiap ada kunjungan Karina Dan CKK selalu hadir
kompak. Bagi yang berpasangan seringkali suami dan istri selalu hadir, berceloteh dan bersendau gurau dengan sesama teman, suasana gembira dan saling menyemangati sangat terasa dan tampak jelas pada saat bekerja mau pun santai serta rapat-rapat bulanan. Suasana ini sebenarnya sudah mereka lakukan jauh sebelumnnya saat odi (gotong-royong) pada serangkaian
kegiatan berladang, yang dimulai dari aktivitas mempersiapkan lahan, penanaman, pemeliharaan, dan panen padi. Pada awalnya mengalami kesulitan dalam melakukan transformasi dan replikasi prinsip dan nilai pada kegiatan 'odi' sebagai salah satu adopsi dari kearifan lokal ke dalam kegiatan KSM, karena pada kegiatan KSM tidak memperbolehkan tradisi yang merusak kesehatan dan menimbulkan ekonomi biaya tinggi bagi masyarakat, seperti kebiasaan minum-minuman beralkohol seusai kegiatan odi. Pelan namun pasti serta dengan pendekatan komunikasi adat, sang ketua KSM berhasil meyakinkan seluruh anggotanya
bahwa odi tidak harus berbiaya mahal seperti harus menyiapkan konsumsi, alkohol
dan makanan yang berdaging. Lewat KSM ini Cintul mengatakan “ kita sudah banyak
memproleh informasi dan pengetahuan baru tentang penghidupan, sudah saatnya
kita berusaha belajar menerima hal yang baru yang positif dan tidak menyesatkan
kita” (bahasa lokalnya; yang jakat prantik yang bagas tiak dop ba jenyalan dop).
Odi KSM
pun dimulai sejak pasca kunjungan ke Sei Bansi “Pendampingan Extra” yang
difasilitasi oleh Petrus Apin dari Caritas Keuskupan Ketapang. Ternyata ada
manfaatnya juga, pulang dari KSM Pateh Banggi dalam kegiatan pendampingan extra
bulan April lalu kata ketua ketika diwawancarai, beliau menyambung cerita, ± 2
minggu kemudian, pengurus melakukan rapat bulanan untuk refleksi dan membuat rencana
aksi. Rapat KSM UK membuahkan hasil, rencana kerja dan target untuk karet dan
tanaman muda sejak itu dilakukan dengan cara odi sub kelompok. Odi sub kelompok
sangat efektif karena bagi anggota yang berdekatan kediamannya bisa saling
berbagi dan bekerja bersama, dan fasilitator pun terbantu ringan mendampingi.
Jadwal kunjungan fasilitator di susun mingguan berdasarkan kebutuhan anggota
sub kelompok. Sekarang KSM UK terbagi ada 3 sub kelompok yang sudah terbentuk
dan berjalan aktif, demikian Cintult mengakhir penjelasannya.
Tidak
sia-sia upaya odi karet unggul dan tanaman muda di KSM UK, sudah banyak anggota
merasa terbantu target okulasinya dan penanaman batang bawahnya. Pengurus KSM
UK sering berkomunikasi, berkoordinaso dan berkonsultasi dengan pemerintah desa
Kualan Hulu tentang perkembangan kegiatan dan program KSM. Melihat dan
mendengar perkembangan itu, Kepala Desa Kualan Hulu sangat mendukung program
KSM ini dan diharapkan menginspirasi masyarakat lainnya untuk bertanam karet
unggul. Sebagai orang nomor 1 di pemerintahan Desa Kualan Hulu, pak Sedan di
depan forum salah satu momen rapat dengan jajaran perangkat desanya, beliau
pernah menyampaikan bahwa program peningkatan pendapatan lewat karet ini bisa
menjadi model pendekatan menguatkan masyarakat agar tidak mudah terbujuk rayu
mau menjual tembawangnya kepada calon pemegang konsesi perkebunan sawit. Tidak
tanggung-tanggung, melalui Anggaran Dana Desa, beliau mengalokasikan biaya
pertemuan khusus masyarakat penoreh dan pengepul karet untuk menerima motivasi
dan pandangan langsung dari Pabrik Karet Tayan. Pihak desa sudah
mensosialisasikan program ini ke masyarakat dan mengedarkan undangan kepada KSM
dan masyarakat, pihak pabrik langsung, dan lembaga mitra pemberdayaan
masyarakat yaitu Caritas Keuskupan Ketapang dan LinKar Borneo. Kegiatan
tersebut akan dilaksanakan pada tanggal 1-2 Desember 2015 ini. Ada juga
dukungan lain selain dari Desa, bebera utusan dari KSM UK dan KSM KJK dan
kelompok masyarakat lainnya mengikuti pelatihan peningkatan kapasitas
berbudidaya tanaman muda dari LinKar Borneo di Kabupaten Kubu Raya (28-30/11).(PAPIN).