Atun (paling kiri) |
Peserta Serikat Tani Se KalBar |
Ada sosok perempuan yang aktif berorganisasi dalam kegiatan KSM Kak Jaka dan
kegiatan Serikat Tani Kek Bosi. Yuliana Lita nama lengkapnya. Ia adalah istri
Kupong yang telah berhasil melakukan budidaya tanaman muda di kelompoknya.
Pasangan suami istri ini juga aktif dalam kegiatan organisasi masyarakat
lainnya yang diorganisir oleh LSM mitra bekerja sama dengan CKK yaitu LinKar Borneo.
Pengetahuan tentang pemeliharaan tanaman muda dengan cara organik yang diperolehnya dari pembelajaran bersama kelompok Serikat Tani Kek Bosi semakin memantapkan dirinya berkebun sayur-sayuran. Lita yang akrab dipanggil Atun
ini karena bodinya gendut mirip dengan aktris pemeran sinetron “Atun”, lincah dan sangat kooperatif dan seeorang pekerja keras dan tekun bersama suaminya.
Kebun sayur yang ditekuninya di samong pekarangan rumahnya dipagari dengan bambu dan pelepah sawit,yang banyak durinya agar bebek dan ayam peliharaanya tidak berani terbang merusak tanamannya. Adi, fasilitator lapangan yang adalah putra lokal merasa senang
karena Atun tidak hanya kompak mendukung suami, tetapi juga ibu dua anak ini mampu
memanfaatkan sumber daya lokal dengan menggunakan pelepah sawit untuk mencegah
ternak ayam merusak tanaman dalam kandang. Rupanya pelepah sawit sungguh bermanfaat. Ada gunanya juga sawit yang sudah ditanaminya di belakang rumahnya sejak ± 4 tahun yang lalu. Tujuannya menanam sawit
hanya untuk mengambil umbutnya saja untuk dikonsumsi.
Pengalaman Atun berorganisasi bertambah lagi sejak diundang oleh Mitra
LinKar Borneo Aliansi Gerakan Reforma Agraria (AGRA) mengikuti Konferensi
Serikat Tani SeKalimantan Barat (KST SeKalBar) di Desa Olak-Olak di
Kabupaten Kubu Raya (28-29 November 2015).
Pertemuan Konferensi Serikat Tani ini membagikan informasi yang seimbang
tentang dukungan kebijakan pemerintah dan dukungan program stakeholder pemegang
konsesi perkebunan mau pun pertambangan yang seharusnya dimanfaatkan oleh
masyarakat, dan masyarakat sendiri memiliki hak untuk mengelola sumberdaya
alamnya sendiri. Pertemuan ini juga mendorong para peserta yang mewakili
serikat tani mau tidak mau harus mengorganisir diri untuk melawan situasi ancaman
perampasan lahan. Lembaga mitra AGRA Linkar Borneo telah memfasilitasi pemetaan
wilayah desa Kualan Hulu, lewat fasilitator Leonardo Dwi Hartono bekerjasama
dengan pemerintah desa membentuk Serikat Tani Kek Bosi melakukan pengambilan
titik-titik koordinat tembawang dan titik-titik lokasi yang bernilai konservasi
tinggi lainnya sebagai isi dokumen peta nantinya. Isi peta ini nantinya bermanfaat
untuk digunakan oleh masyarakat sebagai alat argumentasi dan syarat mengusulkan
penerbitan PERDA tentang pengakuan keberadaan masyarakat adat di Botong. Apa
lagi menurut data perizinan invetasi daerah kabupaten Ketapang oleh Dwi dalam
penjelasanya dalam pertemuan “Sosialisasi Karet dan Praktek Penyadapan Karet”
di Botong (2/12), bahwa program HTI dan perkebunan bakal melakukan sosialisasi
di desa ini.
Ketika ditanya fasilitator Adi ketika rehat pertemuan di Olak-Olak, Atun
dengan 5 rekannya sekampung mengakui ada pembelajaran penting yang didapat dalam pertemuan tersebut. Salut atas sharing pengalaman kelompok ibu Olak-Olak yang berani memperjuangkan
hak mereka, ungkap Atun. Mbak Yem dan mbak Num kelompok ibu Olak-Olak ini bersaksi, mereka
dan teman-temanya pernah mengancam menggunakan katapel buat mengusir beberapa
aparat polisi yang dicurigai sebagai “mata-mata” dari Perusahaan Sawit
PT.Sintang Raya. Atun dengan semangat mengisahkan pengalaman temannya. Mereka sakit hati karena 18 orang laki-laki suami kolega
mereka masuk penjara karena di tuding melakukan tindakan kriminal kepada
seorang staf perusahaan yang sedang melakukan pengawasan ke salah satu
kebun plasma milik masyarakat. Aku tidak mampu bicara apa-apa dalam pertemuan tersebut, ujarnya. Atun memang diam tidak banyak bicara dalam
pertemuan konferensi, tetapi menyimak dengan serius pada materi dan sahring yang
disampaikan oleh peserta Olak-Olak dan
pemateri pertemuan. Pertemuan ini menggugah Atun dan kawan-kawannya untuk
berkomitmen menindaklanjuti tugas Serikat Tani Kek Bosi. Atun mendorong Ketua
Serikat Tani Kek Bosi Gregorius Gari mengakses dukungan pengambilan kebijakan
dalam hal ini pemdes untuk melakukan tindakan pencegahan jika ada indikasi
perampasan hutan, jikalau tidak akan berpotensi besar menghilangkan asset kebun
karet dan lainnya, “demikian kata Atun dengan nada cemas”. (Adi).