Ternyata di PLDM fase II ini, immersion perlu dipelihara soal meningkatkan hubungan dan kedekatan dengan masyarakat terlebih lagi anggota KSM dampingan. Ini sangat penting dalam intervensi memberdayakan masyarakat resilien agar tetap ulet berdaya tanggon dan tanggap. Perlu mencari terobosan baru soal teknis penggunaan alat kajian cepat partisipatif tadi. Tantangan pendampingan adalah bagaimana berdaptasi terhadap kalender musim. Masih banyak belum dikenali belajar mandiri praktek kearifan lokal yang bisa dipadukan dengan budidaya karet unggul dan tanaman muda. Mengembangkan pendekatan aspirasi kembali bertanya dan mendengarkan kaum perempuan mengenai apa peran meraka dalam keluarga menjalan kegiatan keseharian mereka di hutan dan di KSM, yang mungkin selama ini kurangnya keterlibatan mereka di KSM karena perlu pencerahan atau persuasi dari kita. Mungkin perlu juga Sejarah kampung masuk lagi ke subtansi yang lebih kecil yaitu sejarah keluarga, dengan begitu keluarga akan lebih senang mengenang kembali sejarah keluarga mereka (silsilah/ekonomi/pendidikan/liveliohood). Dengan harapan, ini bisa menciptakan keakraban anggota dan fasilitator lebih lagi
, dan menjadi dasar atau pintu masuk mendapat kepercayaan pendampingan pengelolaan ekonomi keluarga. Sekali lagi memang perlu terobosan baru terus menerus untuk immersion. (Papin)