PSE-Caritas Ketapang

Website Resmi PSE-Caritas Keuskupan Ketapang

VIDEOS


S
aat ini bumi sedang dalam keadaan sakit, penyakit itu pupuler dengan nama “ Global Warming” . Global Warming ini disebabkan oleh polusi  Carbon Dioksida, Belerang Dioksida, Gas Metana, Gas CFC atau yang biasa kita sebut sebagai si biang kerok. Inilah cara kerja si biang kerok  dalam menciptakan global warming; matahari mengirimkan sinarnya ke bumi lalu kembali pulang  namun ketika manusia semakin banyak memproduksi “si biang kerok” ke udara bumi semakin lama dikelilingi oleh dinding yang dibuat oleh si biang kerok dan nasib sinar matahari banyak yang tidak bisa kembali karena dindingnya semakin tebal, sinar matahari banyak yang terperangkap dan menyebabkan bumi ikutan kepanasan. Kisah ini dikenal juga dengan istilah efek  rumah kaca. Beberapa hal buruk akibat bumi semakin panas adalah sering terjadinya gagal panen sehingga menyebabkan krisis pangan, kebakaran hutan, hingga kutub utara yang makin lama makin meleleh dan akhirnya air akan membanjiri banyak pulau.

Banyak cara dan strategy membangun rendah emisi oleh sebagian individu maupun lembaga penggiat peduli lingkungan. Salah satunya adalah Caritas Keuskupan Ketapang telah memfasilitasi budidaya karet unggul dan tanaman muda kepada  4 kelompok tani di kecamatan Simpang Hulu, 1 kelompok tani di Tanjung Beulang. Karet memiliki peran yang sangat besar dalam penyerapan karbon karena memiliki kanopi lebih lebar dan permukaan hijau daun yang luas. Tanaman karet mampu mengolah CO2 sebagai sumber karbon yang digunakan untuk fotosintesis. CO2 diproses oleh vegetasi tanaman melalui fotosintesis dan menghasilkan oksigen. Karena itu tanaman karet berpengaruh sangat nyata dalam mengurangi jumlah emisi gas CO2 di udara. Satu lagi, seorang konservasionis dari Laman Satong, beliau adalah Yohanes Terang yang telah berhasil merevitalisasi sebuah kearifan warisan dari nenek moyang yaitu livelihood tembawang. Melalui tembawang ini banyak jenis pohon yang sudah ia tanam berkontribusi besar mengurangi lajunya dampak perubahan iklim, diantaranya pohon karet, gaharu, pohon buah hutan, dan lain-lain. Setelah dikunjungi Chief of Party Usaid Ifacs oleh Reed Merril bersama 4 staf  Ifacs Regional landscape Ketapang Febuari 2015 lalu, ia diundang membagikan pengalamannya tentang pelestarian hutan ke Kedutaan besar Amerika. Oleh Dr.Ir.Siti Nurbaya Bakar, M.Sc dalam kata sambutan bukunya yang berjudul “Menjaga yang Tersisa” menyebutkan bahwa Yohanes Terang adalah  si penulis dan seorang rimbawan sejati, yang jujur memersepsikan lingkungan dan hutan, khususnya Taman Nasional Gunung Palung, serta secara umum kondisi di wilayah Ketapang. Mantan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Prof.Dr.Emil Salim juga mengharapkan buku rangkaian sajak dan renungan Yohanes Terang ini menggugah hati pembaca untuk mengajak: “Agar hari esok kita masih boleh bermimpi semoga kedamaian dan rasa suka cita selalu beserta kita dalam kehidupan alami hijau lestari.(PA)
| Blogger Templates - Designed by Colorlib